Detail Cantuman

Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah pengendalian kualitas, PT. Adyawinsa Stamping Industries dalam persaingan industri bidang jasa juga bidang manufaktur telah berpengalaman dan perkembangan yang cepat setiap perusahaan bersaing untuk memenangkan persaingan untuk mendapatkan pangsa pasar, tingkat tinggi defect produk merupakan masalah serius pada produk Rivet Cross Member. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya defect produk yang terjadi dalam proses produksi oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan berkelanjutan untuk mengurangi tingkat defect yang terjadi dalam proses produksi untuk berkurangnya produk defect. Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam pengendalian kualitas defect produk dengan metode pada Quality Control Circle yang digunakan untuk menganalisa produk defect. Metode Quality Control Circle menggunakan alat yang disebut tujuh alat untuk mengusulkan rencana perbaikan melalui brainstorming proses penelitian menemukan bahwa jumlah CTQ (Critical To Quality) terbesar adalah defect karat. Kemudian melakukan pencarian akar penyebab masalah melalui proses tim Quality Control Circle dan manajemen perusahaan menemukan bahwa penyebab cacat yang paling dominan adalah rendahnya keandalan mesin produksi dan kurangnya kinerja karyawan, metode tersebut diintegrasikan dengan quality loss fuction untuk mengetahui faktor kerugian produsen. Dalam diagram Pareto tampak bahwa persentase cacat terbesar sekitar 39% Perbaikan hanya dilakukan pada mesin (mesin produksi). Setelah perbaikan mesin peroduksi, persentase cacat produk turun dari 1,87% menjadi 1,54% Jadi ada penurunan tingkat cacat produk 0,33%. Dengan melakukan perbaikan kualitas dengan metode Quality Control Circle rata-rata produk rusak dapat diminimalkan persentse 0,33% setelah dilakukan proses perbaikan.

Kata kunci: QCC, CTQ, tujuh alat, kualitas, pengendalian kualitas