Detail Cantuman

Anak merupakan harapan bangsa dimasa mendatang, hak-hak yang harus diperoleh anak terhadap orang tuanya sejak anak dilahirkan didunia yang berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perlindungan hukum terhadap anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak (fundamental rights and freedoms of children) serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak. Kasus yang menimpa seorang anak yang mendapatkan penganiayaan oleh orang tuanya sampai menimbulkan kematian, dimana perlindungan hak-hak anak sebagai korban kejahatan harus diperhatikan. Adapun Permasalahannya yaitu apa faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya hak-hak korban tindak pidana penganiayaan ditinjau dari teori viktimologi dan bagaimana perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana penganiyaan ditinjau dari Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Metode Pendekatannya yaitu menggunakan metode yuridis normatif. Adapun hasil penelitiannya faktor internal dimana merujuk pada perspektif tanggung jawab korban itu sendiri dan dilihat sebagai peranan korban dalam kejahatan yang dikemukakan oleh Stephen Schafer yaitu teori biologically weak victim merupakan suatu kejahatan yang disebabkan adanya keadaan fisik korban yaitu anak-anak yang merupakan potensial menjadi korban kejahatan dan Perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban kejahatan belum optimal, sehingga pihak yang berwajib harus mengoptimalkan khususnya upaya preventif dalam mejalankan proses melalui bentuk atau sarana perlindungan hukum khususnya bagi anak.

Kata Kunci : Viktimologi, Penganiayaan, Perlindungan Anak