Detail Cantuman

Pravelensi dan insiden penyakit gagal ginjal merupakan suatu masalah utama kesehatan di Indonesia yang terus meningkat. Hal ini menunjukkan fenomena gagal ginjal menjadi masalah yang sangat serius karena gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan resiko kematian. Pasien gagal ginjal pada umumnya harus menjalani terapi cuci darah (dialisis), seminggu satu sampai tiga kali selama 4-6 jam. Gagal ginjal ini dapat menyebabkan pasien menjadi merasa kurangnya pada penerimaan diri dengan indikasi merasa tidak berguna, merasa tidak percaya diri, merasa merepotkan orang lain sehingga dukungan sosial menjadi faktor penting yang dibutuhkan pasien yang berdampak positif dan dapat meningkatkan penerimaan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap penerimaan diri pada pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisa di Komunitas pasien cuci darah Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif dengan sampel sebanyak 45 partisipan. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu non-probability sampling berupa purposive sampling. Instrument dalam penelitian ini menggunakan skala dukungan sosial dan skala penerimaan diri. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,001<0,05 (p<0,05), maka terdapat pengaruh antara dukungan sosial terhadap penerimaa diri. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dukungan sosial dengan nilai r 0,215 yang artinya dukungan sosial memberikan sumbangsih pengaruh sebesar 21,5% yang artinya masih ada 79,5% penerimaan diri dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Kata Kunci: Dukungan Sosial, Penerimaan Diri, Gagal Ginjal