Detail Cantuman

Preeklamsia dapat dideteksi pada awal kehamilan dengan mengukur tekanan darah, dan jika tidak diobati, dapat berkembang menjadi eklamsia, yang memiliki risiko serius bagi kesehatan ibu dan bayi. Pengobatan selama kehamilan harus diberikan dengan hati-hati karena obat dapat memengaruhi janin. Interaksi obat dapat terjadi, baik positif maupun negatif. Penggunaan obat yang aman selama kehamilan sangat penting, dan pedoman FDA mengkategorikan obat berdasarkan risiko terhadap janin. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa interaksi obat adalah masalah serius dalam perawatan ibu hamil, dengan obat vitamin menjadi yang paling umum digunakan. Studi di Rumah Sakit Islam Al-Muctar Karawang menunjukkan potensi interaksi obat pada pasien dengan preeklamsia, dengan beberapa interaksi yang bersifat moderat hingga mayor. Oleh karena itu, obat-obatan dengan risiko tinggi sebaiknya dihindari pada pasien preeklamsia untuk menghindari efek yang merugikan pada pasien dan janin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sosidemografi ibu hamil, serta menganalisis potensi interaksi antara obat hipertensi dengan obat lainnya pada pasien preekalmisa dan mengevaluasi peresepan obat berdasarkan kategori keamanan obat pada pasien preeklamsia di Rumah Sakit Islam Al-Muctar Karawang. Metode penelitian ini ialah penelitian observasional non analitik menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan data pasien secara retrospektif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pada interaksi minor sebanyak 6 pasien (9,2%), interaksi moderate sebanyak 9 pasien (13,8% dan mayor sebanyak 3 pasien (4,6%). Sedangkan kategori keamanan menurut FDA (Food and Drug Administration) Terdapat kategori X sebanyak 7 pasien (4%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat potensi interaksi obat dan kategori keamanan beberapa obat berdasarkan FDA (Food and Drug Administration)

Kata Kunci : Hipertensi, Interaksi Obat, Preeklamsia