Detail Cantuman

Hibah yang diartikan Sebagai pemberian ke pemilikan barang tanpa imbalan atau suatu penjanjian dengan mana si penghibah diwaktu hidupnya dengan Cuma-Cuma dan dengan tidak dapat ditarik kembali, menyerahkan sesuatu benda guna keperluan si penerima hibah yang menerima penyerahan itu. adapaun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pertimbangan hakim terkait perkara nomor 89./Pdt.G/2019/PA.TALU dan apakah yang membedakan penarikan hibah menurut kompilasi hukum islam (KHI) dengan KUHPerdata. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif maksudnya adalah mengenalisis permasalahan dilakukan dengan cara mengkaji bahan-bahan hukum. Adapun Hasil Penelitian adalah pada putusan nomor 89./Pdt.G/2019/PA.TALU yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu bahwa adanya pemberian hibah berupa tanah dengan sukarela kepada anaknya lalu hibah tersebut ditarik kembali oleh sipemberi hibah, penarikan kembali hibah yang telah diberikan ini menurut pasal 212 (KHI) bahwa hibah tidak dapat ditarik kembali kecuali hibah orang tua kepada anaknya. Dalam kompilasi Hukum Islam membatasi kemungkinan penarikan hibah, kecuali jika itu melibatkan orang tua yang memberikan hibah kepada anaknya, Menurut KUHPerdata penarikan hibah dapat dilakukan dengan menyatakan niat kepada penerima hibah dan mengajukan tuntutan pengembalian barang-barang yang telah dihibahkan. Kedua sistem hukum ini memberikan dasar tyang berbeda dalam konteks penrikan hibah.

Kata Kunci : Penarikan Hibah, Orang Tua, Kompilasi Hukum Islam (KHI)