Detail Cantuman

Perjanjian sewa menyewa secara lisan adalah suatu bentuk perjanjian sewa menyewa yang dibuat antara pihak penyewa dengan pihak yang menyewakan. Dalam perjanjian ini, syarat-syarat sewa menyewa disepakati secara lisan tanpa adanya dokumen tertulis yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak. Yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kepastian hukum terhadap perjanjian sewa menyewa yang dibuat secara lisan menurut Kitab Undang - Undang Hukum Perdata dan bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus perkara wanprestasi terhadap perjanjian sewa menyewa secara lisan pada putusan nomor 206/Pdt.G/2014/PN. Jkt. Tim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepastian hukum wanprestasi terhadap perjanjian sewa menyewa secara lisan yang terdapat dalam putusan nomor 206/Pdt.G/2014/PN. Jkt. Tim. dan hubungannya dengan ketentuan yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Metode yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif, dengan melakukan pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan analisis terhadap bahan - bahan hukum yang terkait. Adapun kesimpulan dari penelitian ini yakni dimana kepastian hukum dalam perjanjian sewa menyewa yang dilakukan secara lisan adalah sah menurut hukum positif karena terdapat pengaturannya dalam Pasal 1571 KUHPer dan selama perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan Pasal 1320 KUHPer tentang syarat sahnya perjanjian. Serta Putusan pengadilan Negeri Jakarta Timur No. 206/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Tim telah sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku.

Kata Kunci: Wanprestasi, Sewa – Menyewa, Lisan