Detail Cantuman

Remaja akhir berkisar pada usia 18-21 tahun. Pada masa ini, ketika anak beranjak remaja akan mengalami masa pubertas dengan terjadinya perubahan fisik secara biologis. Kondisi tersebut dapat memicu tumbuhnya dorongan seksual (gairah) sehingga remaja tertarik untuk mencoba atau menunjukan perilaku seksualnya. Perilaku seksual adalah tindakan yang dilakukan individu dengan lawan jenis atau sesama jenis dalam upaya memenuhi dorongan seksual. Aktivitas seksual sering dijumpai ketika remaja memiliki hubungan romantis (berpacaran) karena berpacaran merupakan bagian dari sosialisasi remaja yang bertindak sebagai pemenuh keingintahuan mereka mengenai seksualitas. Salah satu faktor penyebab perilaku seksual remaja yang berpacaran diantaranya kepribadian berupa pemantauan diri (self-monitoring). Self-monitoring adalah tingkatan individu dalam mengatur tingkah laku berdasarkan situasi eksternal dan reaksi orang lain atau berdasarkan faktor internal berupa keyakinan, sikap, dan minat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh self-monitoring terhadap perilaku seksual remaja yang berpacaran di Kabupaten Karawang. Populasi dalam penelitian sebanyak 347 responden dengan acuan taraf kesalahan sebesar 5% yang dilihat pada tabel Issac dan Michael. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif asosiatif kausalitas dengann tektik yang non probability dan menggunakan kuota sampling. Hasil uji regresi linear sederhana diperoleh sig. 0.002 < 0.05 yang artinya Ha diterima dan H₀ ditolak, sehingga dikatakan terdapat pengaruh yang positif dari self-monitoring terhadap perilaku seskual remaja yang berpacaran di Kabupaten Karawang. Koefisien determinasi diperoleh dengan nilai R square sebesar 2,7% maka besaran pengaruh yang diberikan sel-monitoring terhadap perilaku seksual sebanyak 2,7% dan selebihnya 97,3 dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci: Remaja Berpacaran, Perilaku Seksual, Self-monitoring