Detail Cantuman

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh badan pusat statistik yang melaksanakan Survei Sosial Dan Ekonomi Nasional (SUSENAS) dilakukan pada tahun 2017, bahwa penggunaan sabun oleh masyarakat kita tergolong tinggi yaitu mencapai 99,8%. Salah satu penyusun penting sabun ialah surfaktan, surfaktan yang sering digunakan pada sediaan sabun ialah Sodium Lauryl Sulfate (SLS) memiliki fungsi menurunkan tegangan permukaan. Penggunaan Sodium Lauryl Sulfate (SLS) memiliki dampak negatif seperti pemakaian jangka panjang berakibat iritasi ringan, iritasi berat, sulit terdegradasi. Oleh karena itu dibuatlah inovasi lain yaitu surfaktan berbahan alam atau disebut biosurfaktan, biosurfaktan yang dimaksud ialah saponin karena saponin memiliki sifat amfifilik sehingga berpotensi sebagai surfaktan alami. Salah satu tanaman yang mengandung saponin ialah lidah mertua (Sanseviera trifasciata prain), kandungan saponin pada tanaman ini mempunyai potensi sebagai surfaktan alami. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil uji sifat fisik sabun mandi cair ekstrak daun lidah mertua dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, 15% dan pengaruh ekstrak daun lidah mertua sebagai surfaktan alami. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yaitu uji organoleptik dan uji homogenitas, sedangkan untuk analisis data uji pH, uji bobot jenis, uji viskositas, dan stabilitas busa menggunakan uji Kruskal–Wallis dengan uji post huc dunn pairwise. Hasil penelitian menunjukkan hasil sediaan sabun mandi cair ekstrak daun lidah mertua (Sanseviera trifasciata prain), pada F1 konsentrasi 5%, F2 10%, dan F3 15% dapat menghasilkan formula yang sesuai dengan standar SNI 06-4085-1996, dan berdasarkan hasil pengujian sifat fisik bahwa penggunaan ekstrak daun lidah mertua (Sanseviera trifasciata prain) berpengaruh terhadap uji sifat fisik sabun mandi cair

Kata Kunci : Sabun mandi cair, ekstrak daun lidah mertua (Sanseviera trifasciata prain), uji sifat fisik