Detail Cantuman

Menurut studi dermatologi kosmetika terjadi peningkatan insiden jerawat pada warga indonesia sebanyak 60% pada tahun 2006, 80% pada tahun 2007 dan 90% pada tahun 2009. Bakteri yang umum menginfeksi jerawat adalah Staphylococ cus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium acnes. Ekstrak kulit pisang kepok berfungsi sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan zona hambat 12,4 mm dan Staphylococcus epidermidis terdapat zona hambat 10,3 mm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari krim ekstrak kulit pisang kepok (Musa balbisiana) terhadap bakteri Staphylococcus aureus, dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu F1 (15%), F2 (20%), F2 (25%). Metode yang digunakan adalah difusi sumuran dengan inkubasi selama 24 jam. Dari hasil uji fisik formulasi krim ekstrak kulit pisang kepok yaitu uji pH, organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan viskositas memenuhi persyaratann, untuk aktivitas antibakteri F1 didapatkan zona hambat 7,03 mm, F2 dengan zona hambat 7,60 mm, dan konsentrasi F3 didapatkan zona hambat 8,73 mm. Krim ekstrak kulit pisang kepok (Musa balbisiana) pada F3 memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus yan g paling besar dan termasuk kategori sedang.

Kata kunci: Ekstrak kulit pisang kepok, krim tipe M/A, Jerawat , Antibakteri, Staphylococccus aureus