Detail Cantuman

Bahan baku kolagen sebagian besar terbuat dari hewan sapi, kerbau, dan babi dimana memiliki permasalahan penyebaran penyakit hewan menular. Baru-baru ini kolagen yang dihasilkan sisik ikan bisa menjadi alternatif untuk menggantikan bahan baku kolagen dari mamalia, dimana salah satunya yaitu berasal dari sisik ikan bandeng. Desain penelitian menggunakan praeksperimental dengan rancangan one shot case study. Penelitian ini menerapkan rancangan dasar berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan menguji kolagen hasil isolasi terhadap hasil rendemen kolagen, analisis proksimat kolagen, uji pH, dan uji pengawet menggunakan metode kertas cakram. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil rendemen kolagen tertinggi pada konsentrasi 0,5 M dengan waktu maserasi 48 jam, kemudian pada analisis proksimat menunjukkan hasil uji kadar air, uji kadar abu, uji kadar protein, uji kadar lemak dan uji pH telah memenuhi persyaratan mutu kolagen. Zona hambat uji pengawet terbesar pada bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherecia coli terdapat pada konsentrasi asam asetat 0,5 M dengan waktu maserasi 48 jam. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, Konsentrasi asam asetat dan waktu maserasi dalam proses isolasi kolagen sisik ikan bandeng berpengaruh pada kualitas uji pengawet kolagen dimana yang paling efektif pada bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherecia coli dengan metode kertas cakram yaitu pada konsentrasi asam asetat 0,5 M dan waktu maserasi 48 jam.

Kata Kunci: sisik ikan bandeng, kolagen, zat pengemulsi, zat pengawet