Detail Cantuman

Etnobotani adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan tumbuhan, beberapa tumbuhan berkhasiat sebagai antipiretik. Antipiretik adalah obat yang dapat menekan atau mengurangi peningkatan temperatur tubuh yang tidak normal. Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis tanaman yang digunakan untuk pengobatan Antipiretik di Kecamatan Tirtajaya. Metode yang digunakan purvosive sampling/snowball sampling. Analisis data dilakukan untuk mengetahui nilai dari fidelity level (FL), used value (UV), choice value (CV), factor of informan’s consensus (Fic). Hasil studi menunjukkan informasi tentang 10 tanaman obat yang digunakan untuk penyakit antipiretik yang diperoleh dari 40 informan kunci yang berasal dari 11 desa yang berada di Kecamatan Tirtajaya, informasi tersebut termasuk nama tanaman, bagian yang digunakan, dan cara pengolahan. Hasil dari penelitian ini bahwa tanaman yang berkhasiat sebagai antipiretik adalah daun balakacida (Chromolaena odorata L.), daun mustajab (Abelmoschus manihot L.), daun keji beling (Strobilanthes cripus L.), bawang merah (Allium cepa L.), daun pepaya (Carica papaya L.), daun sirsak (Annona muricata L.), asam jawa (Tamarindus indica L.), daun saga (Abrus precatorius L.), jahe (Zingiber officinale Roscoe), daun pare (Momordica charantia L. Hasil dari fidelity level yang tertinggi adalah 45% untuk daun saga (Abrus precatorius L), dan nilai CV tertinggi adalah 4,50 untuk daun saga (Abrus precatorius L). Konsensus informan tentang tanaman antipiretik adalah 0,77, bagian yang paling banyak di gunakan adalah daun 80% dan cara penggunaan direbus 70%. Masyarakat Kecamatan Tirtajaya paling banyak menggunakan daun saga (Abrus precatorius L) sebagai tanaman Antipiretik, bagian tanaman yang sering digunakan adalah daun dengan cara pengolahan direbus.

Kata Kunci : Etnobotani, Tirtajaya, Antipiretik, Demam.