Detail Cantuman

Penelitian diselesaikan di SD se-gugus II Kotabaru dan sampel yang digunakan simple purfosive sampling dan menggunakan Slovin. Berdasarkan Slovin 10% dari 549 adalah 54,9 maka peneliti memilih SDN Sarimulya I sebagai sampel karena jumlah siswa mendekati dengan jumlah yang sudah di tentukan. Metode penelitian ini menggunakan penelitian korelasional yang menguji hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Berdasarkan hasil deskriptif statistik rata-rata kemampuan berpikir kritis adalah 81,43, nilai modus 86,67 dan nilai tengah 80. Sedangkan pada kemampuan pemahaman konsep rata-ratanya 82,25, nilai modus 86 dan nilai tengah 86. hasil uji normalitass kemampuan berpikir kritis menunjukkan nilai L hitung untuk uji normalitas, Lhitung 0,104 lebih kecil dari nilai L tabel yaitu 0,118 sehingga H0 diterima dan berdistribusi normal. sedangkan uji normalitas pemahaman konsep menunjukkan nilai L hitung yaitu 0,184 lebih besar dari nilai L tabel yaitu 0,118 sehingga H0 dapat ditolak. artinya hasil kemampuan berpikir kritis berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Hasil analisis uji t diperoleh thitung sebesar 0,549 dan ttabel sebesar 1,673 artinya terdapat hubungan yang positif antara variabel kemampuan berpikir kritis dengan pemahaman konsep matematika karena thitung < ttabel yaitu 0,549 < 1,673. Koefisien determinan sebesar 0,006, menerangkan bahwa 0,006, merangkan bahwa 0,6% variansi variabel kemampuan berpikir kritis ditentukan oleh pemahaman konsep. Dari hasil perhitungan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel kemampuan berpikir kritis siswa dengan pemahaman konsep.

Kata Kunci : Kemampuan berpikir kritis, Pemahaman konsep