Detail Cantuman

Kejahatan seksual menjadi bahasan serius dan angkanya terus meningkat setiap tahunnya. Semakin meningkatnya jumlah korban menggambarkan bahwa kejahatan seksual yang terjadi tidak ada hentinya dan semakin sulit dibendung. Menurut data yang didapatkan dari Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Karawang sampai bulan Agustus 2021 tercatat ada 89 orang narapidana dengan kasus kejahatan seksual. Salah satu faktor internal individu melakukan kejahatan seksual adalah tidak dapat meregulasi dirinya untuk tidak melakukan perilaku seksual yang menyimpang, merugikan, memaksa, serta bahkan menyakiti orang lain. Regulasi moral yang tidak aktif disebut moral disengagement. Bandura (1999) menyatakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi moral disengagement, yaitu diantaranya empati dan trait cynicism. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran empati dan trait cynicism terhadap moral disengagement. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, teknik yang digunakan adalah sampel jenuh dengan menjadikan seluruh populasi sebagai sampel yaitu 89 narapidana. Pengambilan data menggunakan tiga skala likert yaitu skala empati, skala trait cynicism dan skala moral disengagement. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa empati berperan negatif terhadap moral disengagement artinya semakin tinggi empati semakin tidak aktif moral disengagement. Pada variabel trait cynicism menunjukan tidak ada pengaruh trait cynicism sebagai variabel prediktor terhadap moral disengagement. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa empati dan trait cynicism bersama-sama memiliki pengaruh terhadap moral disengagement pada pelaku kejahatan seksual dilembaga Pemasyarakatan Klas IIA Karawang, dengan nilai signifikansi sebesar 0.020 lebih kecil dari 0,05 atau p< 0,05.

Kata kunci: Kejahatan Seksual, Empati, Trait Cynicism, Moral Disengagement