Detail Cantuman

Banjarnegara merupakan kabupaten terluas yang mengalami longsor sehingga menimbulkan kerusakan fasilitas, kerusakan kelangsungan hidup manusia dan kerusakan ekosistem akibat bencana tersebut, BPBD Banjarnegara melakukan pendistribusian bantuan logistik dengan gudang pusat di suatu wilayah berkoordinasi dengan pihak kecamatan sehingga apabila terjadi bencana secara bersamaan maka harus ditentukan urutan pengiriman bantuan logistik di BPBD Banjarnegara. Berdasarkan pemetaan sebaran logistik bencana longsor di Banjarnegara dari 20 kecamatan di Banjarnegara, terdapat 16 kecamatan yang sering terjadi longsor. Fuzzy Inferance dapat menentukan rute terbaik dari hasil defuzifikasi terkecil, pilihan rute dengan defuzzifikasi jalur tertinggi adalah 0,817 Kecamatan Kalibening dan terendah 0,167 Kecamatan Wanayasa. Penentuan prioritas dengan metode Hybrid AHP dan SAW memberikan informasi urutan prioritas, dengan nilai prioritas tertinggi adalah kecamatan Pagedongan dan terendah adalah kecamatan Karangkobar, yang ditentukan dengan pembobotan nilai prioritas tertinggi dari jumlah korban bencana dengan dipengaruhi oleh nilai 0,723. Dari hasil penentuan prioritas tersebut digunakan sebagai input peta pada aplikasi ArcGis dengan menggunakan sistem informasi geografis mempermudah penyediaan informasi distribusi untuk logistik bencana karena informasi tentang rute distribusi dan tujuan dapat dengan mudah ditampilkan untuk referensi jika terjadi bencana.

Kata Kunci : arcgis, Banjarnegara, fuzzy inferance, hybrid AHP SAW, tanah longsor.