Detail Cantuman

PT. Nestle Indonesia Karawang merupakan perusahaan multinasional yang menghasilkan beberapa produk pengolahan pangan. Setelah dilakukan studi pendahuluan, diketahui bahwa pada umumnya karakteristik pekerjaan masih terdapat aktivitas manual handling. Salah satu aktivitas kerja pada bagian manual handling Departemen Egron yaitu berupa posisi kerja operator berdiri tegak dan terkadang memerlukan beberapa sikap membungkuk. Berdasarkan hasil observasi berupa wawancara dan kuesioner kepada 15 responden didapatkan hasil keluhan pada sistem otot setelah bekerja. Fenomena keluhan rasa sakit pada sistem otot rangka yang diakibatkan oleh aktivitas kerja atau metode kerja yang tidak ergonomi disebut dengan Musculoskeletal disorder (Tarwaka, 2015).
Penelitian ini dilakukan pada bagian manual handling Departemen Egron PT Nestle Indonesia Karawang. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Formulir Ovaku Working Analysis System (OWAS) untuk mengukur postur kerja dan Kuesioner Nordic Body Map (NBM) yang digunakan untuk mengukur tingkat keluhan. Teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan observasi langsung berupa pengamatan kondisi fisik dan lingkungan tempat kerja, melakukan wawancara langsung terhadap para pekerja, dan pembagian kuesioner.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 15 pekerja terdapat 7 orang pekerja (47%) memiliki tingkat risiko postur kerja yang sedang, sedangkan sisanya sebanyak 8 orang (53%) memiliki tingkat risiko postur kerja yang sangat tinggi. Dari hasil perhitungan persentase indeks risiko Nordic Body Map pada titik otot skeletal dengan persentase paling besar didapatkan bahwa sebesar 53% mengeluhkan sakit pada bahu kiri dan bahu kanan, 50% mengeluhkan sakit pada lengan atas kiri, 63% mengeluhkan sakit pada punggung, 63% mengeluhkan sakit pada pinggang dan sebanyak 65% mengeluhkan sakit pada pinggul dan jika melihat hasil indeks risiko yang paling tinggi terletak pada keluhan rasa sakit pada pinggul. Sedangkan apabila melihat klasifikasi tingkat risiko otot skeletal berdasarkan total skor individu NBM didapatkan sebanyak 3 (20%) operator memilki tingkat risiko sedang dan 8 operator (53%) memiliki tingkat risiko tinggi. Sisanya sebanyak 4 orang operator (27%) memiliki tingkat risiko otot skeletal kategori sangat tinggi. Dari hasil uji independent sample t test menggunakan SPSS 25 didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara rata-rata tingkat keluhan otot skeletal usia < 30 tahun dengan kelompok usia ≥ 30. Sedangkan untuk hasil uji independent sample t test untuk masa kerja dengan keluhan otot skeletal didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara rata-rata tingkat keluhan otot skeletal masa kerja < 5 tahun dengan kelompok masa kerja ≥ 5 tahun.

Kata Kunci: muskuloskeletal disorder, OWAS, nordic body map